Pabrik iPhone Didera Demo Besar-besaran
Jumat, 20 Agustus 2010
0
komentar
Tindakan pekerja pabrik ini menunjukkan bagaimana sistem kerahasiaan Foxconn Technology Group diguncang oleh kasus bunuh diri.
“Untuk jangka waktu yang sangat lama, saya pikir kami sudah dibutakan oleh kesuksesan,” kata Louis Woo, asisten khusus Terry Gou yang merupakan pendiri perusahaan induk Foxconn.
Foxconn telah meningkatkan upah, mempekerjakan konselor dan memasang jaring pengaman pada bangunan, untuk mencegah orang yang ingin bunuh diri. Tidak hanya itu, perusahaan ini menciptakan sistem rotasi pekerjaan sehingga para buruh dapat mencoba tugas yang berbeda, dan aturan pengelompokan tugas asrama berdasarkan tempat tinggal, agar para pekerja tidak merasa terisolir.
Demo pekerja dilakukan di kawasan industri raksasa Foxconn, Shenzhen. Lokasi ini menaungi 300 ribu pekerja sekaligus tempat terjadinya beberapa kasus bunuh diri.
Peristiwa kematian terakhir terjadi pada 4 Agustus 2010 saat perempuan berusia 22 tahun menjatuhkan diri dari asrama di provinsi Jiangsu.
“Dulu, dari awal kerja hingga selesai, kami tidak akan mendapatkan waktu istirahat. Namun, saat ini telah berubah,” ujar pekerja bernama Huang Jun yang berusia 18 tahun.
“Jika saya bisa selesai kerja cukup awal dan memiliki sedikit waktu untuk bersenang-senang, maka saya akan merasa lebih baik, sekaligus mengurangi stres.”
Para pekerja lain juga menuntut adanya pengaturan kegiatan rekreasi seperti olahraga dan karaoke.
Menurut Woo jam kerja cukup standar karena para pekerja memiliki waktu 80 jam untuk lembur, tapi Foxconn telah mengurangi beban kerja dan menjadi perusahaan pertama di industri ini dengan lembur maksimal 36 jam per bulan, seperti yang diharuskan oleh hukum China.
Foxconn yang merupakan bagian dari Hon Hai Precision Industry Co Taiwan, telah membangun dirinya menjadi pemilik pabrik terbesar di dunia elektronik, dengan menciptakan produk-produk berkualitas bagi Apple Inc, Sony Corp, Dell Inc, Nokia Corp dan Hewlett-Packard Co.
Aktivis buruh menilai keberhasilan Foxconn berasal dari pemaksaan pada para pekerja dengan menerapkan gaya manajemen yang kaku, mengoperasikan jalur perakitan terlalu cepat, dan memberikan lembur secara berlebihan.
INILAH.COM
0 komentar:
Posting Komentar
BLOG ini benar-benar DOFOLLOW
Silahkan dapatkan Backlink Gratis dengan Komentar
Maaf SPAM akan Dihapus,
Contoh SPAM : Mengetik Link Pada Komentar, Komentar tidak sesuai Isi Artikel,No Porno, No Sara.